Tidak lain, bukan.
Aku ada dalam hening purnama, dalam kekosongan yang damai
Tertata dalam suara yang lama kelamaan melirih, mendekap namaku
Yang aamiin bunyinya
Yang mengetuk, lalu mengutuk
Atau mengutuk, lalu mengetuk
Siapa yang taruh surat malam malam?
Yang mawar dan sungguh tajam aromanya
Yang ketika kubalas, ia menghilang
Menjadi kepingan debu yang beterbangan
Tunggu, apa aku larut dalam secangkir puisimu
Yang kemudian kau teguk beberapa kali, hingga tak tersisa
Dan aku bermain kereta seluncur dalam tenggorokanmu
Lalu merayap dan bermain main dalam situ?
Kau kesepian, aku tau
Kau kesepian tapi aku bukanlah itu
Kau kesepian sewaktu mabuk diangan angan
Kau kesepian, tapi aku, tidak lain bukan.
Komentar
Posting Komentar