Hitam putih



Perasaanku kali ini seperti hidup didalam sebuah tempat muram hitam putih, berdebu, seperti kota tua yang sudah ditinggalkan. Aku berada di tengah tengah kota itu, sendirian, melihat sekitarnya, membayangkan cerahnya warna sebelum keadaan berubah menjadi suram, dimana kendaraan berjalan dengan santainya, orang orang berbincang di kedai kopi pinggir jalan, kakek kakek tua yang hobinya main catur di jalan trotoar, manusia manusia ramah tamah yang menyapa pejalann kaki satu sama lain.

Namun sekerjapan mata kota ini berubah menjadi kota tanpa warna, itu pula sebab manusia manusia disana tidak ingin ada. Diibaratkan kelopak bunga, kota ini layu, kering, tandus, kusam, berdebu. 

Perasaanku kali ini macam kota itu, hitam putih, tidak ada yang bisa mewarnai air mataku, tidak ada ada yang bisa mewarnai perasaan itu. 

Berada di sebuah kota yang semakin kutatap tiap tiap sudutnya, semakin pula memberi serpihan kaca yang mencerminkan diriku, memberi tahu bahwa aku beranjak usia, dan mereka semua saksinya. 

Yang semakin ku tatap salah satu sudutnya, ia bernyanyi, menyanyikan sebuah lagu yang kasat mata tapi terasa, bahwa disudut itu dimana sebuah lagu yang kini terlupa, pada pertama kalinya didengarkan, lagu itu menceritakan apapun hal yang terjadi saat itu, ragaku dipaksa menuju sana.

Sudut lain yang ketika kutatap, semakin tercium aroma yang menyeruak hidung, memberikanku aroma yang telah lama hilang, telah lama punah, entah dimana angin membawanya, aroma itu pula yang membuatku melayang menuju seseorang, pemilik aroma itu, mendekapnya, erat.

Dan puisi puisi disuatu sudut, mereka bergantian bersabda, mau jadi seindah apa aksara, selain disusun menjadi sebuah, dua buah, tiga buah bahkan lebih, puisi. Puisi merekam jelas semua yang terjadi di hari itu, dan aku menangkapnya, meski puisi penuh teka teki, namun ia tak pernah membuatku berhenti meneliti.

Lagu, aroma, dan puisi adalah komponen atau penyusun sebuah kerinduan, jika kau merasa rindu, mereka lah penawarnya, jika kau ingin mengingatnya, mereka lah penawarnya, tapi awas saja jika kau ingin kembali pada masa nya, mereka yang akan menyeretmu untuk tidak lagi kembali pulang.

Komentar

Postingan Populer